
Surakarta – Program Studi Ilmu Komunikasi mengadakan Kuliah Umum Pakar dan Praktisi Komunikasi pada Kamis (20/3/2025) di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS. Kegiatan ini mengundang Dr. Firsan Nova yang merupakan CEO NEXUS Risk Mitigation & Strategic Communication sebagai narasumber utama.
NEXUS sendiri merupakan sebuah agensi Public Relation (PR) yang bergerak dalam manajemen isu, krisis, dan konflik perusahaan. Sejalan dengan tema yang diambil, yaitu Strategi Komunikasi Krisis: Peran & Tantangan Ilmu Komunikasi di Masa Ketidakpastian. Nexus, sebagai agensi PR, berperan dalam membantu organisasi, merek, dan individu dalam melihat, memahami, mengelola secara aktif, serta memperkuat reputasi untuk mendorong dan mengamankan masa depannya.
Rangkaian acara dimulai dengan sambutan dari Dr. phil. Eka Nada Shofa Alkhajar selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komunikasi FISIP UNS. Miftah Faridl Widhagdha, S.I.Kom., M.Sc., CSP., CSRA., memandu jalannya kuliah umum ini sebagai moderator. Dalam kesempatan ini, Dr. Firsan Nova memaparkan materi berjudul AI and Crisis Communication: Balancing Speed and Sensitivity in Critical Moment.
Pada sesi pemaparan materi, Dr. Firsan Nova mengungkapkan, sebagai agensi PR, ada tiga cara untuk menangani isu. Pertama adalah content of issue, yaitu dengan melakukan analisis untuk diklasifikasikan kuat lemahnya isu. Kedua adalah source of issue atau sumber dari isu tersebut. Terakhir adalah public interest, ia mengungkapkan apabila terdapat suatu isu yang tidak penting, tetapi apabila public interest-nya tinggi maka isu tersebut akan naik. Hal ini berlaku juga sebaliknya.

Dr. Firsan Nova memberikan beberapa tips bagi mahasiswa yang ingin berkecimpung di dunia PR. Ia mengungkapkan sebagai PR, mahasiswa harus mampu memahami framing isu dan opini publik yang artinya mahasiswa dituntut untuk mampu menulis dengan baik. Hal ini bisa dicapai dengan banyak membaca.
Selanjutnya, mahasiswa harus mampu memahami situasi secara komprehensif. Seorang PR dapat menyusun strategi komunikasi yang tepat dan efektif apabila melihat suatu hal dari berbagai perspektif.
Kemampuan berkomunikasi juga harus didukung oleh kemampuan membaca dan memahami situasi. Selain itu, mendengarkan sumber lain seperti YouTube juga dapat membantu meningkatkan wawasan dan keterampilan komunikasi.
Dalam sesi wawancara dengan tim media sosial Ilmu Komunikasi, Dr. Firsan Nova menyampaikan harapannya kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi. Ia berharap, terutama bagi mahasiswa yang ingin menjadi PR, agar dapat menjadi PR yang handal. Seorang PR yang baik tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga harus memiliki keterampilan menulis yang kuat. Menurutnya, saat ini, banyak PR yang mahir berbicara, tetapi masih sedikit yang benar-benar mahir dalam menulis. “Selain itu, mereka juga harus mampu menyusun communication plan dan strategi komunikasi yang mempertimbangkan berbagai aspek, seperti ekonomi dan politik, agar strategi yang dibuat lebih matang dan efektif.” pungkasnya.
Penulis: Dhaniska Elfaraz Nadia